PROKALTIM,SAMARINDA- Polemik jual beli buku di Kota Tepian Samarinda nampaknya belum menemukan solusi konkret, puluhan emak-emak kembali menggeruduk Balai Kota Samarinda setelah sebelumnya menggelar aksi di halaman kantor gubernur Kaltim.
Aksi yang di gelar di halaman kantor gubernur Kaltim itu nyatanya menyisakan sejumlah persoalan terkait tindakan intimidasi verbal yang dilakukan oknum pendidik kepada murid-murid yang belum membeli buku.
Hal tersebut disampaikan kordinator aksi Nina Iskandar dalam orasinya, aksi kali ini para emak-emak tidak membawa satupun poster tuntutan. Melainkan membawa sejumlah buku paket pelajaran yang di susun di halaman kantor balaikota Samarinda.
Hal tersebut merupakan bentuk kekecewaan para emak-emak dengan tingginya harga buku paket serta tidak ada transparansi pihak sekolah terhadap penyerapan dana biaya operasional sekolah (BOS) setiap tahunya.
Aksi tersebut direspon langsung Asisten I Pemerintah Kota Samarinda, Ridwan Tasa dengan menggelar audensi di dalam ruangan.
Tampak hadir, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud), Asli Nuryadin, Ketua TWAP Kota Samarinda, Syafaruddin.
Keluh kesah perwilan emak-emak disampaikan dengan penuh rasa haru karena kekecewaan yang dirasakan.
Hampir 1 jam audensi digelar,
Pemerintah Kota menyampaikan beberapa langkah solusi terkait persoalan yang terjadi.
“Kami telah membentuk tim untuk dan segera mengambil tindakan tegas berdasarkan data dan fakta,” ujar Ridwan Tasa.
Sanksi tegas akan menunggu jika benar terbukti praktik jual beli buku terjadi di jenjang sekolah dasar dan pertama di Kota Samarinda.
“Mulai senin depan kami akan ke sekolah-sekolah untuk melihat langsung yang terjadi di lapangan,” tukasnya. (Ps)