SAMARINDA, PROKALTIM- Pengembangan wisata di Kutai Barat merupakan prioritas dan komitmen pemerintah daerah, hal ini diungkapkan Bupati Kutai Barat FX Yapan dalam kesempatannya saat di jumpai awak media asal Kota Tepian Samarinda di kediamannya pada Minggu sore (23/1/2022).
Pihaknya mengaku bahwa sesuai vis-misi, pembangunan serta pengembangan wisata menjadi prioritas yang dengan harapan dapat berdampak pada pertumbuhan perekonomian masyarakat.
Pihaknya juga baru saja melantik Kepala Dinas Pariwisata (Dispar), dan segera menginvetarisasi objek-objek wisata yang dapat dikerjakan sedari yang berjangka kecil, menengah dan jangka panjangnya.
“Wisata di Kutai Barat hanya ada dua, wisata alam dan wisata budaya, ini yang kita prioritaskan dan tidak seperti yang ada di kota besar lainnya seperti ada taman mini dan bangunan-bangunan yg indah,” ungkap Yapan.
Ada dua tempat wisata yang saat ini sedang pihaknya akan targetkan pengelolaan hingga perbaikan secara menyeluruh terutama akses jalannya.
“Kita mau buat jalan, ini tidak mau lagi diaspal tapi di rigit karna kontur tanah kita ini yang labil, aspal kita buat hari ini bulan depan hancur, kalau di rigit jalan itu kita tidak perlu mikir lagi biar sejengkal, namun awet,” jelas Yapan.
Wisata Gunung S yang telah dijadikan arena pertandingan paralayang yang bisa mendatangkan wisatawan lokal hingga mancanegara dan juga wadah terbaik mengambil moment berfoto dan bersantai.
Tak jauh dari wisata Gunung S ada kampung yang bernama Kampung Lingau dan pihaknya telah menetapkan kampung tersebut sebagai kampung sentra pertanian, Kampung Lingau sendiri merupakan penghasil durian terbesar di Kalimantan Timur.
“Tahun 2024 target saya jalan itu yang kalian lewat tadi (jalan trans Samarinda – Kubar) sudah selesai pengerjaannya, sekarang sudah 85%, dulu dari sana (Lingau) menuju ke ibukota ini (Sendawar) 4-5jam hingga bisa 6 jam, sekarang dari sini hanya 1 jam dengan jalan sudah baik,” terangnya.
Untuk wisata yang ada di Kutai Barat ini pihaknya telah berkoordinasi melalui Dinas Pariwisata agar dilakukannya pengenalan sedini mungkin melalui digitalisasi agar wisata yang ada dapat tersampaikan hingga mancanegara. (Psg/adl)