PROAKLTIM,PPU – Penajam Paser Utara (PPU) kembali membuktikan diri sebagai tuan rumah yang andal dalam Festival Harmoni Budaya Nusantara (FHBN) 2024. Setelah sukses menggelar acara serupa tahun lalu, kali ini PPU kembali diberi kehormatan untuk menyelenggarakan ajang kebudayaan yang menampilkan keragaman budaya Nusantara tersebut, yang resmi ditutup pada Sabtu malam, (7/9/2024).
Lebih dari sekadar perayaan budaya, FHBN 2024 menjadi momentum strategis dalam memperkuat peran manusia sebagai penggerak utama dalam mendukung percepatan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Warsito, Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan, dan Prestasi Olahraga Kemenko PMK, menegaskan dalam pidato penutupnya bahwa pembangunan manusia harus berjalan seiring dengan percepatan pembangunan infrastruktur di IKN. Menurutnya, pembangunan kebudayaan dan manusia tidak boleh tertinggal dari laju pembangunan infrastruktur.
“Di dalam pembangunan manusia dan kebudayaan, terutama untuk menopang kemajuan IKN yang sangat pesat nantinya, harus seiring atau bahkan berakselerasi, khususnya dalam hal pembangunan manusia,” jelas Warsito.
Ia juga menekankan pentingnya pendidikan yang berorientasi pada pengembangan karakter budaya, bukan hanya pengetahuan teknis. “Aspek paling mendasar dalam pembangunan ini adalah pendidikan. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang mengedepankan aspek kebudayaan berkarakter,” tambahnya.
Menurut Warsito, festival seperti FHBN merupakan pengingat akan pentingnya budaya dalam pembangunan berkelanjutan. Budaya, kata dia, bukan sekadar seni dan musik, tetapi juga bagaimana masyarakat PPU bisa tumbuh dan berkembang seiring kemajuan IKN.
“Budaya bukan hanya tentang seni musik atau yang lainnya, tapi lebih kepada bagaimana masyarakat PPU berkembang bersama peradaban dan kemajuan IKN,” ujarnya.
Warsito mengingatkan bahwa pembangunan manusia harus bergerak lebih cepat daripada pembangunan infrastruktur. Ia menegaskan komitmennya untuk mendampingi PPU dalam proses tersebut.
“Pembangunan manusia ini harus akselerasi lebih cepat ketimbang infrastruktur. Mari kita dukung PPU dalam menyiapkan itu dan kami akan selalu mendampingi,” tegasnya.
Penjabat Bupati PPU, Makmur Marbun, dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur atas kepercayaan yang diberikan kepada PPU untuk menjadi tuan rumah FHBN dua kali berturut-turut. Ia melihat kehadiran IKN sebagai kesempatan untuk menjadikan budaya lokal sebagai kekuatan pembangunan.
“Saya ucapkan terima kasih, PPU telah dipercaya dua kali sebagai tuan rumah FHBN. Ini menunjukkan komitmen bahwa kehadiran IKN di kabupaten kita tidak akan menggeser budaya lokal kita,” ungkapnya.
Makmur juga mengakui bahwa pembangunan PPU tidak bisa dilakukan sendiri tanpa dukungan pemerintah pusat dan provinsi. FHBN, menurutnya, menjadi ajang penting untuk memperkenalkan PPU di kancah nasional.
“Pemda PPU tidak bisa bekerja sendiri, ada pemerintah pusat dan provinsi yang membantu program di sini, karena tidak bisa dikerjakan mandiri,” jelasnya.
Dengan penuh apresiasi, Makmur menutup sambutannya dengan menyatakan bahwa IKN bukan ancaman bagi budaya lokal, tetapi justru menjadi peluang untuk menjadikan budaya sebagai semangat dalam membangun daerah.
“Hadirnya IKN bukan ancaman bagi budaya lokal, melainkan peluang untuk menjadikan budaya sebagai semangat dalam membangun daerah,” tutupnya. (Adv)